Monday, June 10, 2013

[OPINI] Fenomena Media Sosial (euh)

Bismillah...

Kemarin sempat ngobrol dengan rekan di UI, bahwa tersebutlah namanya "Seleb Twit". Seorang pengguna media sosial Twitter yang mempunyai pengikut lebih dari 25000 akun. Hal tersebut bisa terjadi karena berbagai hal, salah satu faktor yang paling kuat adalah kualitas tulisannya. Mulai dari yang 'sekedar' menghibur, hingga yang inspiratif. Sehingga banyak orang yang tertarik dan suka.

Terus hubungana jeung urang naon?
Haha, hubungannya baik-baik saja kok. Justru dari pembicaraan itu saya jadi pengen nulis ini.

Saya ingin coba melihat fenomena ini dari sudut pandang saya... Jadi ini akan sangat subjektif, ati-ati ye.

Bahwa medsos itu sudah hampir berevolusi dari 'trend of life' menjadi 'way of life'.
Terbukti dengan penggunaan telepon pintar sejenis buah-buahan (Blackberry, Apple), Windows, hingga Android yang sudah sangat digandrungi para konsumen teknologi di pasaran. Berbagai aplikasi penunjang telepon pintar pun sekarang sudah sangat banyak. Mulai dari yang jadul (e-buddy) hingga Kakao Talk yang bintang iklannya Sherina, ahahaha.

Saya sendiri mengenal situs semacam media sosial itu saat SMP. Pada waktu itu internet cenderung mahal dan jarang. Bagaimana tidak, untuk menikmati satu jam browsing internet saja saya harus merogoh kocek Rp12.000,00 dan mengarungi perjalanan 2 x 18 km. -_-

Ya, sewaktu SMP saya mengenal Friendster. Saya diajari buat akun Friendster oleh orang yang tidak dikenal saat saya chatting pake YM. Saat melihat peraturan yang kira-kira bunyinya 'Friendster untuk 17 tahun ke atas' saya sempat ragu dan dengan polosnya bilang, 'Saya masih 15 tahun nih, emang boleh ya?', hihi...

Tercatatlah sudah saya gabung di Friendster, dan saya masih belum mengerti fungsinya apa. Ternyata setelah diulik lebih lanjut, Friendster itu cukup mengasyikkan (pada zamannya). Pada waktu saya masih bisa dikatakan 'alay', saya dengan bebas 'ngobrol' dengan orang-orang yang saya kenal (padahal sebelahan) dan yang tidak.

Singkat cerita Friendster sudah mulai membosankan. Pada tahun 2008 saat saya SMA, rumor tentang Facebook pun terdengar. Iseng-iseng buat akun Facebook, dan *tada* jadilah. Awalna saya merasa kagok saat peralihan dari Friendster ke Facebook. Hingga cahaya Friendster semakin meredup, sampai-sampai dicap sebagai 'situs orang alay', haha (padahal sekarang di Facebook juga masih ada orang-orang seperti itu). Pada akhirnya, Facebook seakan menjadi matahari media sosial pada waktu itu.

Sekarang? Banyak banget. Twitter. Tumblr. Path. Dan sebagainya.

Entah mengapa banyak orang menggandrungi media sosial ini. Apakah zaman yang sudah berubah, saat interaksi lebih terasa mengasyikkan jika melalui alat yang dicap 'canggih'? Ataukah memang teknologi sudah menawarkan kenyamanan, mulai dari buka toko gratis (online shop), menggaet dukungan/petisi akan suatu ide/gerakan, sampai-sampai untuk silaturahim sama tetangga tinggal 'ping' aja pake BB :D

Saya pernah membaca statement, "Facebook itu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat." Fenomena tersebut seringkali memang terbukti. Saat teman bicara kita pengen ngajakin ngobrol, kitanya malah sibuk pegang gadget sambil foto makan siang kita (padahal Nasi Padang 7000) dan diaplot ke instagram. Jangan sampai kebiasaan itu menutupi kebiasaan baik kita mencuci tangan dan berdoa sebelum makan yang sudah kita pelajari sejak kita belajar di Taman yang Paling Indah (TK/TPA *atau SD*). BT kan kalo digituin? Heheh.

Medsos juga bisa melahirkan berbagai negative-side effect jika digunakan dengan tidak bijak. Seperti menghabiskan waktu dengan sia-sia, badan jadi kurang gerak, lupa makan, lupa tidur, energi terbuang percuma, lupa turun dari angkot, lupa lirik kanan-kiri saat nyebrang jalan, bahkan yang paling parah (menurut saya) adalah split-personality; pembelahan karakter diri antara dunia maya dan dunia nyata. Itu sangat mungkin terjadi, salah satu faktornya, untuk menggaet follower/friend yang banyak. Ohmen, semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat sedemikian.

Medsos juga rentan dengan 'pendangkalan informasi'. Terbukti dengan bebasnya berita-berita hoax berkeliaran di jagad medsos.

Terlepas dari konspirasi wahyudi, imunisasi, rheumason, dan kawan-kawannya, media sosial memang sebuah hal yang bisa berefek ganda. Bisa bermanfaat ataupun sebaliknya. Hanya saja seringkali kita tidak bijak dalam menggunakannya, membuat kita semakin bersalah.

Dan yang lebih parah dari yang paling parah, saat euphoria penggunaan media sosial dapat menjauhkan kita dari yang paling dekat dengan diri kita, yang Jauh Lebih Dekat dari Urat Leher Kita... Na'udzubillaah...

Mari sehat dan bijak dalam menggunakan medsos. Untuk menebar pesan yang bermanfaat & inspiratif tentu takkan menjadi masalah, malah menjadi hikmah.
Karena sebenarnya bersosialisasi itu akan lebih berkesan dengan tatap muka sambil ngopi dulu.
*buka Skype sambil nyeduh kopi -______-



Wallahua'lam.

(Tamparan untuk penulis dan pembaca yang budiman, karena seperti yang dikatakan penyair kita, Khoer Jurzani, tulisan adalah tamparan yang lembut)

Cianjur, H-29 Ramadhan, 23.06 WIB

Tuesday, March 5, 2013

Liat Kepribadian? Sepertinya Lebih Luas

Saya akui ada kesamaan, tapi... 
Ya, namanya juga tes, who knows... 
kalau mau iseng-iseng, bisa klik di sini: http://pesona.hendriklim.com/

 

KEPRIBADIAN PLEGMATIK, SERING JUGA DISEBUT TYPE STEADY

Sifat utama: Introvert, pengamat, pesimis
Memiliki kepribadi yang rendah hati, penuh pengertian dan toleran dengan orang lain. Mudah bergaul dan santai, enak diajak sebagai teman diskusi. Sabar, baik keseimbangan mentalnya, hidup konsisten, tenang tapi cerdas. Simpatik dan baik hati, pintar menyembunyikan perasaan dan kepentingannya sendiri. Bisa menerima keadaan dan bahagia.

PROFILE ANDA DALAM KEHIDUPAN PRIBADI

Plegmatik adalah orang yang bijak, sabar dan memiliki kemampuan mendengarkan. Tidak terburu-buru, tidak mudah marah, mudah bergaul dengan siapa saja, menyenangkan, pendengar yang baik dan tidak menyinggung perasaaan orang lain, punya banyak teman.


PROFIL ANDA DI DIPEKERJAAN

Cakap dan mantap, damai dan mudah sepakat dengan orang lain. Punya kemampuan menjadi penengah, juru damai ataupun kegiatan yang memerlukan kemampuan. Diplomatik dan negosiasi, dan memiliki kesanggupan untuk bekerja dalam tekanan. Cocok dalam pekerjaan yang behubungan dengan kontak langsung manusia.
  • Customer Service
  • Sekretaris
  • Social Worker
  • Finance Advisor
  • Guru
  • Perawat
  • Negotiator, Lobbyist

Titik Kekuatan

Kekuatan kaum utama plegmatik adalah kecerdasan emotionalnya yang tinggi, seorang pendengar yang baik, sehingga menjadikannya amat efektif untuk pekerjaan yang menuntut kepala tetap dingin ketika situasi amat menekan misalnya conselor, negotiator atau pekerjaan yang melibatkan tensi tinggi.


Catatan

Plegmatik, tidak ingin mencari konflik dan pertentangan, lebih memilih hidup tenang dan rukun. Namun plegmatik jarang tampil dengan antusias, tidak punya ide-ide baru, kontroversial maupun yang bersifat inovatif dan breakthrough. Kaum plegmatik tidak menunjukkan semangat yang tinggi terhadap ide-ide baru dan bernas, lebih sering hidup dalam keadaan datar, sehingga pekerjaan pekerjaan yang menuntut suasana dinamik, bukan merupakan arena yang bisa memaksimalkan dirinya. Dalam cuaca hati yang baik, kaum plegmatik umumnya peduli, bersifat supportif, aktif mendukung teman, punya sensitivitas untuk berbagi, sabar dan terkesan rilex Namun pada cuaca hati yang jelek, ia adalah sosok yang: pasif, tidak bergerak, hambar dan cenderung membosankan. Tidak independent, atau punya pendapat sendiri, bersifat membeo namun bisa juga tampil sebagai kepala batu, bila sudah jengkel

Resume Profile

  • Pendengar yang baik
  • Menunjukkan loyalitas
  • Konsentrasi pada ketetapan tugas
  • Menyukai keamanan dan stabilitas
  • Butuh alasan kuat untuk berubah
  • Kehidupan rumah tangga adalah yang utama
  • Mengharapkan penghargaan atas kerjanya
  • Menyukai prosedur lama

Wednesday, February 13, 2013

Dear Allah...



dear Allah,
terkadang diri sulit untuk memahami,
apa sebenarnya yang ingin Engkau jadikan kepadaku.
tapi, ku percaya padaMu,
ku percaya Engkau akan memberikanku yang terbaik.

ya latifu ultuf bina...